Tentang Perempuan Berdaya

 Jadi aku baru lihat podcast Dian Sastrowardoyo dengan Daniel Mananta bagian menjadi perempuan berdaya (https://youtu.be/rSa2BMiXy6s). Setuju banget apa yang dikatakan oleh Dian Sastrowardoyo di podcast itu. Jadi perempuan berdaya itu penting. Berdaya itu bukan berati nggak bisa diatur. Nurut suami itu harus, tapi kita dikasih kepala untuk berpikir, nggak mungkin kan kalau suami suruh lompat dari jurang terus kita iya iya aja? Kita harus bisa bertanya, kenapa? Harus bisa berargumen dengan sehat.


Budaya patriarki itu memang dampaknya seringkali membuat perempuan malas, lepas tangan menyerahkan hidupnya ke suami. Seberapa sering kita dengar kata, “Capek kuliah, mau nikah aja”? Berapa banyak perempuan tergila-gila sama Christian Grey, menyukai laki-laki superior, karena merasa semua tinggal beres, secure. Seberapa sering kita dengar perempuan ingin laki-laki yang bisa membimbing, ‘ngemong’ lah istilahnya. Membimbing dengan cara seperti apa? 


Perempuan berdaya nggak selalu perempuan yang mandiri secara finansial, tapi mengerti value of money, datangnya darimana, kelolanya kayak apa, bukan cuma terima uang dari suami, biarin suami yang cari, lalu tinggal minta. Walaupun menurut aku pribadi, mandiri secara finansial itu penting, karena karir atau bisnis atau sekedar jualan itu nggak bisa dibangun dalam satu malam. Perempuan berdaya nggak selalu perempuan yang berpendidikan tinggi, tapi kepalanya itu dipakai untuk berfikir sehingga bisa membangun berkomunikasi sama keluarga. Perempuan berdaya itu bukan perempuan malas yang apa-apa pokoknya terserah suami, dikira nggak capek udah cari nafkah, pulang ke rumah istri cuma bisa rewel?


Perempuan berdaya yang dimaksud ini bukan yang selalu kontra kalau dikasih tau, tapi mengerti kenapa imamnya melarang. Pemimpin yang bijak ya bisa jelasin detail mulai dari alasan sampai implikasi dari prinsip yang dia pegang, buka dialog yang sehat, bukan cuma pakai alasan, “Because i said so!”. Tapi ya, balik lagi sih, perempuan berdaya juga nggak akan bisa sama laki-laki yang malas cuma pengen ngatur-ngatur dan maunya dituruti dengan mentah, karena kalo perempuan yang suka mikir, dia lebih senang sama laki-laki yang bijak dalam memimpin. Lebih suka rumahnya itu demokrasi, bukan otoriter. After all, birds of a feather flock together 😌🕊 Because a happy mom is a happy home, a happy family. Sekedar mengingatkan🙏🏻

No comments:

Post a Comment

copyright © . all rights reserved. designed by Color and Code

grid layout coding by helpblogger.com