Travel Journal: Working in Hong Kong




Plis jangan tanya kenapa kalo pake baju suka asal.. gue kalo ke kantor emang suka asal-asalan :')
BTW, ini daerah Sheung Wan, deket Western Market

It’s probably had been 2 years since I worked in Hong Kong for 2 months. Sebenarnya udah lama ingin share tentang ‘living in Hong Kong’. Tapi sejak 2 tahun yang lalu sibuk nulis cerita di Wattpad sampai akhirnya cerita-cerita itu naik cetak melalui penerbit mayor, lalu kesibukan editing dan lain-lain membuat nggak bisa fokus nulis tentang life experience di blog hehehe.

Jadi, di postingan ini gue hanya akan membahas sedikit tentang ‘living in HK’ ya. Postingan tentang traveling in HK akan gue pisah.

How can I end up staying in Hong Kong for 2 months?
Jadi, sekitar tahun 2015 (kalau nggak salah bulan Maret), kantor gue mulai develop salah satu channel penjualan asuransi yaitu lini employee benefit. Karena kantor gue ini adalah perusahaan join venture, maka beberapa sistem digital itu dipegang oleh regional tim developmentnya, yang mana berada di Hong Kong. Mungkin bisa dibilang gue beruntung juga kali ya saat itu, karena tim IT development saat itu cuma ada 5 orang dan regional minta 3 orang buat di training (sekaligus join development project) portal untuk employee benefit selama 2 bulan. Terpilihlah gue dan 2 teman gue, karena saat itu cuma kita bertiga yang bisa java programming.

Tahun 2016, ada project lagi yang harus di implementasi untuk Indonesia dan Phillipines. Jadi dimintalah 2 orang dari Indo dan 1 orang dari Phillipines untuk bantuin project tersebut. Berbeda dari pertama kali ke sana, project kedua ini gue involved lebih dalam dan lebih nggak teratur karena system designnya cuma ngacu ke system design yang lama (yang mana saat itu diperuntukkan untuk VB.NET terus gue harus ‘nyontek’ itu ke Java). Lumayan stress sih di beberapa waktu, karena gue nggak ngerti-ngerti amat framework programming VB.NET yang regional punya dan gue nggak terlalu paham baca .NET LinQ. But eventually I passed all that stuff and i got a lot of new knowledges after that.

Kerjanya ngapain aja? 
Coding. Ya apa lagi? LOL. Tapi dari situ gue belajar banyak sih tentang system development. Apalagi kalo kerjanya grup gitu, pembagian task-list per-modul untuk setiap orang gimana. 

Suasana kantor Hong Kong apakah sama dengan Jakarta?
Hmm… mereka lebih tenang sih. Kalo dibilang orang-orangnya kayak robot yang kerja mulu, nggak juga. Di jam-jam kritis sore-sore gitu mereka juga suka ngobrol ke tempat temannya (awalnya ngomongin kerjaan mungkin, terus jadi kemana-mana LOL).

Stay di mana? Laundry? Sholat?
Waktu itu aku nggak di apartment. Karena yang dinas berdua dengan teman aku, laki-laki, jadi nggak mungkin kan sewa satu unit apartment, kalau dua kemahalan. Jadi kami stay di hotel bintang 3 (atau 4 ya.. mbuh) namanya iClub Hotel di daerah Sheung Wan (kantor waktu itu masih di daerah Sheung Wan, sekarang kayaknya udah pindah). 

Sheung Wan

Dekat kantor, di Bonham Strand street kalau nggak salah, ada laundry kiloan gitu. Nggak disetrika, hanya diangin-angin aja. Tapi lumayan jadi rapi juga sih untuk baju-baju kantor berbahan chiffon gitu hehehe. Nyetrikanya di hotel, karena di hotel disediakan. Pakaian dalam semua nyuci sendiri di kamar mandi kantor. Kita beli kayak semacam detergen gitu deh, terus ngucek sendiri. Jemur di dalam kamar mandi, terus kalo udah agak kering dipindahin ke luar, digantung dekat arah angin AC lols. Kalau stay di Holiday Inn Express biasanya mereka menyediakan laundry koin. 


Kalau sholat, karena kebetulan hotelnya dekat banget dari kantor (kayak jalan cuma 3-5 menit), jadi ya selalu sholat di hotel. 

Makan apa aja sehari-hari? Halal nggak?

Korean food pun banyak di HK

Susah banget nemu makanan yang murni halal di Hong Kong. Karena kita nggak pernah tahu walaupun mereka nggak menyediakan menu pork, minyak atau bahan baku yang dipakai itu apa. Jadi ya, waulohualam aja. Asal kalo jelas-jelas ada porknya nggak usah makan di situ hahaha. Uang saku kami banyak, tapi makan susah. Ada beberapa pilihan yang oke kayak makanan Turki (kebab), atau KFC, rotisserie chicken, tapi paling sering sih makan nasi bungkus buatan mbak-mbak Indonesia yang kerja di sana. Kebetulan di sekitar hotel ada 3 toko yang jual produk-produk Indonesia. Iya, tiga! Sebanyak itu pekerja Indonesia di Hong Kong. Nasi bungkusnya kadang isi ayam penyet, kadang ikan, kadang soto. Toko-toko itu sendiri rata-rata sih punya orang HK, tapi yang kerja di sana orang Indonesia yang udah punya kewarganegaraan HK (kayak nikah sama orang sana atau menetap lama).

Ini... hmm apa ya? I Fu Mie? Apa apa ya? Tapi rasanya lucu. Dimakannya masa pakai gula. Tapi justru itu yang bikin enak. Gurih-manis gitu. :))


Pengalaman yang paling lucu itu, setiap di warung Indonesia, selalu ditanyain, “Lagi libur ya Mbak?” atau “Kok enak sama ibunya boleh libur di tengah minggu gini?” Iya, nggak jarang disangkan mbak-mbak TKW lols. Sampai ketika mereka nyadar gue pakai lanyard kantor. 

Sempat jalan-jalan nggak di sana?
Sempat banget lah! Dua minggu bisa jamuran kalo nggak jalan-jalan hahahaha. Lebih sering sendirian sih, soalnya temen gue takut kalo jalan berdua gue jadi baper hahaha ketauan istrinya terus istrinya ngamuk XD. Tapi gue juga lebih prefer jalan sendirian sih. Gue bahkan sampai beli buku travel DK Eyewitness Travel Top 10 Hong Kong saking bingungnya mau ke mana. Karena HK nggak pernah masuk dalam list destinasi liburan gue selain Disneyland dan Macaunya hehe. Tapi setelah dua bulan di sana, gue malah pingin balik lagi. Kayak belum puas eksplorasi rute-rute hiking di HK. Belum sempet nyobain jalan kaki ke The Peak lewat eskalator-eskalator mid-level. Untuk rute jalan-jalan ini gue nanti posting di postingan yang berbeda yaa. 

Berapa suhu waktu kerja di HK?
Sekitar 17 - 20 sih rata-rata. Tapi anginnya beda dengan di Asia Tenggara. Agak lebih chill gitu. Tapi pas akhir-awal tahun, suhu paling rendah pernah 0 derajat. Nggak sampai salju, di sana nggak kebagian salju. Tapi hujan terus. Lumayan bikin bete, karena jadi harus bawa payung terus. Yang seru, kalo jalan ke kantor dan nyeberang sama orang-orang kerja itu, mereka fashionable-fashionable banget. Pake long john coat dan boots. Dan emang gaya orang HK sih rata-rata begitu kalo ngantor. Waktu spring, sekitar April gitu gue pakai parka dan long john spring yang bahannya beludru nggak terlalu tebal cukup. Karena menjelang Mei itu udah mulai agak panas. Waktu akhir dan awal tahun, aku udah prepare bawa coat dan memperbanyak sweater. Asli, di hotel itu aku kaos kaki-an dan sweateran mulu karena nggak bisa dikecilin manual ACnya (musti request gitu kayaknya ke resepsionis untuk penghangatnya). Selalu bawa scarf itu membantu banget buat menghangatkan leher dan tengkuk. 

Ok, kayaknya segitu dulu aja ceritanya. Lanjut ke postingan traveling in HK ya nanti! See ya :)


1 comment:

  1. Coba ka echa pas dlu tugas bulan juli agustus beuhhh panasnya nampol bet mana ga ada anginn...jd panasny itu bnr2 deh bikin mager keluar.

    ReplyDelete

copyright © . all rights reserved. designed by Color and Code

grid layout coding by helpblogger.com